-
Festival Ketoprak DIY 2013 Menyasar Kaum Muda
Dalam
festival ini masing-masing peserta diwajibkan menggunakan iringan
gending klasik Yogyakarta dengan unsur-unsur konvensional seperti
playo, dan keprak yang bisa “murba” (memberikan aba-aba/mengelola
adegan). Selain itu semua pemain tidak boleh berusia di atas 40 tahun.
Kontingen Kulon Progo dengan Lakon Sulastri sebagai penyaji terakhir
dalam Festival Ketoprak DIY 2013
Festival
Ketoprak Antarkabupaten dan kota di Yogyakarta Tahun 2013 berakhir 23
November 2013. Festival yang dilangsungkan di Gedung Concert Hall Taman
Budaya ini dimulai sejak Rabu, 20 November 2013. Pada hari pertama
festival ditampilkan kontingen dari Kabupaten Sleman dan Kota
Yogyakarta. Masing-masing dengan lakon “Tumenggung Mayang” dan “Tembang
Tlutur ing Ereng-ereng Gunung Keling”.
Pada
Kamis, 21 November 2013 ditampilkan kontingen dari Kabupaten Bantul
dengan lakon “Nalika Rendheng Tanpa Banyu” dan Kabupaten Gunung Kidul
dengan lakon “Aji Guramandala”. Pada hari terakhir festival, Jumat 22
November 2013 ditampilkan kontingen dari Kabupaten Kulon Progo dengan
lakon “Sulastri” dan ketoprak eksibisi dari SMK Petrus Kanisius Klaten
dengan lakon “Sabaya Mukti Sabaya Mati”. Perlu diketahui juga bahwa
penampil eksibisi dari SMK Petrus Kanisius merupakan pemenang I dalam
Festivak Ketoprak Pelajar se Kabupaten Klaten.
Ada pun
yang bertindak sebagai juri dalam festival tersebut adalah Ignatius
Wahono, Indra Tranggono, Murjono, Marsidah BSc, dan Prof Dr Suminto A
Sayuti. Sedangkan narasumber dari festival ini adalah RM Altiyanto
Henryawan dan Bondan Nusantara.
Kontingen dari SMK Petrus Kanisius Klaten ikut memeriahkan Festival Ketoprak DIY 2013
Dalam
Festival Ketoprak Yogyakarta Tahun 2013 ini masing-masing peserta
diwajibkan menggunakan iringan gending klasik Yogyakarta dengan
unsur-unsur konvensional seperti playo, dan keprak yang bisa “murba”
(memberikan aba-aba/mengelola adegan). Selain itu semua pemain tidak
boleh berusia di atas 40 tahun. Boleh menggunakan pemain berusia di
atas 40 tahun namun tidak lebih dari 3 orang. Durasi pementasan adalah
75-90 menit. Sedangkan tema lakon bebas. Tepuk tangan hanya
diperkenankan setelah selesai pentas.
Anggota
dewan juri Prof Dr Suminto A Sayuti mengatakan bahwa masa depan
ketoprak ada di tangan generasi muda, sehingga pelibatan generasi muda
dalam kegiatan ini menjadi wajib. Ia berharap dengan kegiatan itu
generasi muda tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri.
Capaian
estetik rata-rata dari semua kontingen masih relatif standar. Namun
persoalan ini hendaknya dipandang sebagai bentuk silaturahmi budaya.
Persoalan menang dan kalah dalam lomba adalah persoalan biasa dan
memang harus demikian.
Kabupaten Bantul sebagai Penyaji Terbaik
dalam Festival Ketoprak DIY menerima piala bergilir
Namun
juri juga menyampaikan bahwa semua kontingen ketoprak dari
masing-masing kabupaten dan kota sudah menjadi kontingen yang layak
untuk ditonton atau dinikmati pementasannya. Masing-masing kontingen
juga sudah bisa menjadi dirinya sendiri, yang menjadi unsur pembeda
(ciri) dengan kontingen lain. Embrio-embrio perketoprakan yang
terbentuk tinggal mengembangkan lebih lanjut.
Keluar
sebagai penyaji terbaik sekaligus juara umum dalam festival ini adalah
kontingen Kabupaten Bantul dengan capaian nilai 2.400. Penyaji terbaik
II adalah Kabupaten Gunung Kidul dengan nilai 2.360. Penyaji terbaik
III adalah Kabupaten Sleman dengan nilai 2.325. Penyaji terbaik IV
adalah Kota Yogyakarta dengan nilai 2200. Sementara Kulon Progo menjadi
POenyaji Terbaik V dengan nilai 2.100.
Selain
itu terpilih juga sutradara terbaik dalam festival tersebut adalah
Henrianto (Bantul), penata panggung terbaik atas nama Yunanto (Kulon
Progo), penata iringan terbaik adalah Dandun Hadi (Bantul), penata
busana terbaik adalah Sri Budiati (Sleman), Pemeran utama pria terbaik
adalah Budisriawan (Gunung Kidul) yang memerankan tokoh Rogojoyo.
Pemeran utama wanita terbaik adalah Puji Arianti (Bantul) yang
memerankan tokoh Kedasih. Pemeran pembantu pria terbaik adalah Nuryanto
(Bantul) yang memerankan tokoh Pragola. Sedangkan pemeran pembantu
wanita terbaik adalah Wahyu Indriani (Gunung Kidul) yang memerankan
tokoh Sekar Arum.
Para penerima hadiah dalam Festival Ketoprak DIY 2013
Naskah & foto: A. Sartono
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website http://www.tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
0 komentar:
Posting Komentar