This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Kamis, 09 Januari 2014
Selasa, 17 Desember 2013
52.000 Siswa Menari Gambyong Kolosal
Submitted by Humas Pemda1 on Tue, 10/29/2013 - 20:05Dalam kesempatan tersebut Bupati Klaten, Sunarna turut menghadiri pertunjukan tari kolosal Gambyong. Sekitar pukul 08.00, Bupati beserta rombongan tiba di depan halaman Gedung Sunan Pandanaran menggunakan sepeda. Pertunjukan tari kolosal Gambyong dibuka secara resmi oleh Bupati dengan membunyikan sirene sebagai tanda pertunjukkan tari gambyong kolosal itu dimulai.
Antusias warga terhadap pertunjukkan ini sangat tinggi, ditunjukkan dengan banyaknya masyarakat yang bergerombol untuk menyaksikan tari gambyong yang dilaksanakan di sela-sela kegiatan car free day itu. Bahkan banyak diantara mereka yang memenuhi badan jalan utama yang mana dijadikan tempat peserta tari kolosal gambyong untuk menunjukkan aksi tarinya. “kalau gak maju, ya nggak keliatan penarinya. Makanya saya ikut maju, seperti yang lain” ujar Yoshi, warga dari Bareng Tengah, yang turut berdesakan dengan penonton lain.
Peserta tari Gambyong Kolosal dalam pertunjukkan tersebut menampilkan dua ragam tari gambyong, yaitu Gambyong Pareanom dan Gambyong Pangkur. Peserta terlihat sangat luwes dan apik ketika menarikan dua tarian Kolosal tersebut di hadapan Bupati Klaten.
Peserta mengaku sangat bangga dan senang bisa menampilkan yang terbaik dalam pertunjukkan tari gambyong kolosal. “Bangga sekali mbak. Apalagi disaksikan langsung oleh pak Bupati” seru Rosianna peserta dari sekolah Muhammadiyah 1 Klaten seusai pertunjukkan. Sesuai dengan perkembangan jaman, berbagai ragam kesenian termasuk seni tari mulai ditinggalkan oleh masyarakat terutama kawula muda, dengan adanya pertunjukan seni tari Gambyong Kolosal ini diharapkan masyarakat kembali melestarikan seni kebudayaan terutama seni yang berkembang di daerah Klaten sendiri.
Kali Pertama, Candi Sojiwan Klaten Jadi Tempat Upacara Galungan
Submitted by Humas Pemda2 on Wed, 10/30/2013 - 12:43Usai acara seremonial yang dihadiri Muspika setempat, acara inti berupa upacara sembahyang Galungan dan Kuningan dimulai sekitar pukul 11.00 WIB.Ketua Panitia Acara, I Wayan Sahopiartha, mengatakan tema kegiatan ituMembangun Kebersamaan Melalui Jalan Dharma. Ia berharap dalam perayaan tersebut dapat saling terjalin kebersamaan antarumat Hindu yang dilandasi kebajikan dan kebenaran.
“Kami ingin kebersamaan bukan hanya terjalin antarumat Hindu, tetapi juga seluruh umat beragama, sehingga menciptakan perdamaian di seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan. Tapi, ini kami mulai dari intern umat Hindu untuk memperkuat kebersamaan itu,” katanya saat ditemui wartawan sebelum acara dimulai, Minggu.
Terkait pemilihan lokasi acara di Candi Sojiwan, tidak terlepas dari nilai sejarah adanya candi tersebut. “Kalau dilihat dari sejarahnya, Candi Sojiwan ini merupakan perpaduan candi Hindu dan Budha. Jadi, kami berharap disini bisa tercipta kebersamaan antarumat Hindu dan bahkan nantinya bisa berlanjut kebersamaan dengan umat beragama lain,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya berencana mengenalkan Candi Sojiwan sebagai upaya pelestarian cagar budaya. Bahkan, ia berencana menjadikan acara tersebut menjadi agenda tahunan. Ia berharap rencana itu bisa meningkatkan ekonomi sayarakat sekitar dan menarik wisatawan agar mau mengunjungi Candi Sojiwan.
“Kalau Candi Prambanan kan sudah menjadi ikon upacara peringatan Hari Raya Nyepi. Nah, kami juga ingin menjadikan Candi Sojiwan ini untuk ikon peringatan Galungan dan Kuningan. Tentunya dengan seizin Musipika dan Pemkab Klaten. Ini juga bisa memberikan efek yang luas yakni meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar yang ingin berjualan makanan, minuman dan cinderamata,” imbuh Wakil Ketua Bidang Organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Klaten itu.Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Tengah, I Nyoman Suharta, mengatakan peringatan tersebut mencermikan kemenangan kebaikan melawan kejahatan.
“Di dalam diri manusia itu pasti ada kejahatan dan kebaikan atau dharma dan adharma. Musuh yang ada di dalam diri manusia inilah seperti iri, dengki, dan hawa nafsu yang harus diperangi agar muncul kebaikan,” katanya saat memberikan sambutan dalam pembukaan acara.
Sumber : Solopos.com
Senin, 09 Desember 2013
-
Festival Ketoprak DIY 2013 Menyasar Kaum Muda
Kontingen Kulon Progo dengan Lakon Sulastri sebagai penyaji terakhir
dalam Festival Ketoprak DIY 2013
Kontingen dari SMK Petrus Kanisius Klaten ikut memeriahkan Festival Ketoprak DIY 2013
Kabupaten Bantul sebagai Penyaji Terbaik
dalam Festival Ketoprak DIY menerima piala bergilir
Para penerima hadiah dalam Festival Ketoprak DIY 2013
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website http://www.tembi.net - Rumah Sejarah dan Budaya
Jumat, 06 September 2013
Budaya Indonesia yang Hampir Punah
- Jangan terlalu mengikuti perkembangan zaman yang semakin gila ini (mengikuti perkembangannya boleh-boleh saja asalkan jangan terlalu berlebihan)
- Jika tidak tahu seperti apa macam-macam Budaya indonesia itu,, mengertilah budaya Indonesia mulai sekarang
- Hindari sifat yang Egois atau terlalu mementingkan dirimu sendiri
- Jadilah orang yang seperti Pahlawan kita
- Jika ada seorang yang ingin mengajak anda untuk berbuat yang tidak baik (merusak moral Indonesia) maka jangan pernah mengikuti dia sedikit pun.
Candi Baru Ditemukan di Jatinom Klaten
Informasi yang dihimpun Timlo.net, Kamis (19/1), struktur batu candi ini kali pertama ditemukan oleh Margono (44) warga Dukuh Meleman, Desa Gedaren pada Rabu (11/1) sepekan lalu sekitar pukul 09.00 WIB.
Bersama kedua pegawainya, saat itu Margono hendak menggali tanah bekas sawah milik Wiyono warga setempat. Ia menggali ingin mencari tanah liat untuk membuat batu bata.
Saat menggali dikedalaman satu meter, tiba-tiba cangkul Margono terbentur benda keras. Setelah digali, ia terkejut benda tersebut ternyata struktur batu candi yang diduga peninggalan Jaman Hindu.
Margono menjelaskan penemuan candi itu di dua lokasi. Lokasi pertama ditemukan beberapa batu candi. Sedangkan lokasi kedua di sisi selatan berupa bongkahan batu yang diperkirakan juga merupakan struktur candi.
“Setelah menemukan itu kemudian saya laporkan ke Pemerintah Desa Gedaren yang dilanjutkan ke polisi,” ujar Margono.
Kepala Desa Gedaren, Sunarto menjelaskan, pada Selasa (17/1) lalu pihak kepolisian sudah memasang garis polisi di lokasi penemuan.
Atas penemuan itu, pihaknya berharap ada tindak lanjut dari yang berwenang. “Kalau memang diijinkan dari yang berwenang maka ke depan akan dibuat daerah wisata, ujarnya.
Menurut Kades Sunarto, dari cerita masyarakat jaman dulu, kawasan Dukuh Meleman memang banyak candi. Untuk itu masyarakat lebih mengenal Dukuh Meleman dengan sebutan Dukuh Candi.
“Pada sepuluh tahun lalu juga pernah ditemukan batu-batu candi tapi dikembalikan lagi ke dalam tanah. Memang banyak situs-situs candi hanya saja titik-titiknya tidak hafal,” imbuhnya.